NASA/Paul E. AlersStephen Hawking
KOMPAS.com — Tokoh ternama dalam bidang astrofisika dan kosmologi, Stephen Hawking, merancang kerja sama dengan Buzz Aldrin, astronot sekaligus manusia kedua yang berhasil menginjakkan kaki di bulan. Kerja sama keduanya dirintis dengan tujuan mengupayakan masa depan manusia yang lebih baik di luar angkasa.
Detail dari kerja sama tersebut masih belum jelas saat ini, tapi keduanya memiliki mimpi besar. Setelah bertemu beberapa waktu lalu, mereka memberi pernyataan yang mengungkapkan, "Kerja sama bertujuan mendefinisikan dan merumuskan Visi Antariksa Terpadu yang membantu keberlanjutan ekspansi manusia ke luar angkasa dan menjamin kesintasan spesies manusia."
Mereka menambahkan, rumusan tersebut akan membantu manusia dalam menyelesaikan persoalan di bumi. Rumusan juga akan memberikan fondasi yang mantap untuk membangun koloni manusia di seluruh tata surya.
Hawking dan Aldrin mengatakan, hal itu tak mungkin dilakukan oleh satu negara saja, melainkan lewat kerja sama. "Misi terpadu ini akan membentuk kepemimpinan global. Ketika tiap negara bekerja sama, dan bukan hanya saling berkompetisi seperti dahulu, maka tiap negara akan berkontribusi dalam kekuatan dan sumber daya tertentu," papar keduanya secara tertulis dalam rilis setelah pertemuannya.
Aldrin memang telah pensiun dari pekerjaannya, tapi hingga kini masih terus terlibat dalam eksplorasi antariksa. Ia mendukung visi Presiden Barack Obama yang lebih memilih mengeksplorasi asteroid pada tahun 2025 dan Mars pada 2030 daripada fokus untuk kembali mengeksplorasi Bulan.
Hawking sendiri walaupun menderita penyakit neurodegeneratif amyotrophic lateral sclerosis, tetap menjadi salah satu astrofisikawan dan kosmolog handal dunia. Tahun lalu, ia membuat program televisi yang di dalamnya berisi pernyataan bahwa tak ada jaminan alien akan menjadi rekan manusia. Alien bisa saja datang sebagai penjajah, menggali sumber daya di bumi, dan memanfaatkannya untuk kepentingan mereka.
Mengenai pertemuan dan kerja sama dengan Hawking, Aldrin mengaku sangat terkesan. "Saya selalu mengagumi Stephen Hawking dan hasil karyanya yang terus mengembangkan pemahaman kita tentang semesta. Pertemuan kami yang berlangsung selama 3 jam adalah hal yang paling indah dan tak biasa," kata Aldrin.
Detail dari kerja sama tersebut masih belum jelas saat ini, tapi keduanya memiliki mimpi besar. Setelah bertemu beberapa waktu lalu, mereka memberi pernyataan yang mengungkapkan, "Kerja sama bertujuan mendefinisikan dan merumuskan Visi Antariksa Terpadu yang membantu keberlanjutan ekspansi manusia ke luar angkasa dan menjamin kesintasan spesies manusia."
Mereka menambahkan, rumusan tersebut akan membantu manusia dalam menyelesaikan persoalan di bumi. Rumusan juga akan memberikan fondasi yang mantap untuk membangun koloni manusia di seluruh tata surya.
Hawking dan Aldrin mengatakan, hal itu tak mungkin dilakukan oleh satu negara saja, melainkan lewat kerja sama. "Misi terpadu ini akan membentuk kepemimpinan global. Ketika tiap negara bekerja sama, dan bukan hanya saling berkompetisi seperti dahulu, maka tiap negara akan berkontribusi dalam kekuatan dan sumber daya tertentu," papar keduanya secara tertulis dalam rilis setelah pertemuannya.
Aldrin memang telah pensiun dari pekerjaannya, tapi hingga kini masih terus terlibat dalam eksplorasi antariksa. Ia mendukung visi Presiden Barack Obama yang lebih memilih mengeksplorasi asteroid pada tahun 2025 dan Mars pada 2030 daripada fokus untuk kembali mengeksplorasi Bulan.
Hawking sendiri walaupun menderita penyakit neurodegeneratif amyotrophic lateral sclerosis, tetap menjadi salah satu astrofisikawan dan kosmolog handal dunia. Tahun lalu, ia membuat program televisi yang di dalamnya berisi pernyataan bahwa tak ada jaminan alien akan menjadi rekan manusia. Alien bisa saja datang sebagai penjajah, menggali sumber daya di bumi, dan memanfaatkannya untuk kepentingan mereka.
Mengenai pertemuan dan kerja sama dengan Hawking, Aldrin mengaku sangat terkesan. "Saya selalu mengagumi Stephen Hawking dan hasil karyanya yang terus mengembangkan pemahaman kita tentang semesta. Pertemuan kami yang berlangsung selama 3 jam adalah hal yang paling indah dan tak biasa," kata Aldrin.